Sebagai kebutuhan yang utama, memilih rumah tentu tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Tak selalu berbicara tentang harga, namun kondisi bangunan yang bisa bertahan dalam jangka panjang, juga menjadi pertimbangan tersendiri.
Belakangan ini banyak pengembang yang menawarkan konsep perumahan, baik yang subsidi ataupun non-subsidi. Jika memiliki uang, memilih non-subsidi tentulah lebih baik karena biasanya sudah dipenuhi berbagai fasilitas menarik, namun jika pas-pasan, maka tak ada salahnya untuk membeli rumah FLPP.
Hanya saja, ada berbagai hal yang harus diperhatikan dalam memilih perumahan. Jangan semberangan jika tidak ingin menyesal di kemudian hari. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain adalah:
1. Reputasi Developer
Sudah bukan hal yang baru jika transaksi jual-beli membutuhkan rasa saling percaya, apalagi rumah yang melibatkan uang tidak sedikit. Maka dari itu penting untuk memilih developer/pengembang yang terpercaya. Setidaknya, lihat track record si pengembang dengan berbagai contoh kawasan yang sudah dibangunnya. Apakah menyuguhkan lingkungan yang sesuai dengan keinginan Anda atau tidak.
2. Fasilitas & Akses
Tentulah pemilik rumah tidak ingin kesulitan ketika hendak melakukan aktivitas. Untuk itu, amati fasilitas yang ditawarkan si pengembang. Selain rumah, apalagi fasilitas yang akan dibangun, atau kawasan tersebut dekat dengan sarana apa saja?
Jangan pula melupakan akses, perumahan dengan daerah-daerah tertentu. Misalnya tol, jalan raya, atau stasiun kereta, semua ini akan menyokong mobilitas penghuni ke berbagai daerah tertentu.
3. Metode Pembayaran
Berbagai kemudahan dalam memberikan cara pembayaran juga bisa menjadi alternatif para calon pembeli rumah. Jika memiliki uang tunai, cash keras bisa langsung dilakukan, namun jika tidak, tak ada salahnya memilih sistem KPR atau cash installment/bertahap.
KPR memang memudahkan karena pembayaran bisa dicicil hingga 20 bahkan 25 tahun, namun harga beli cash keras jauh lebih murah karena tidak dikenakan bunga. Sebagai gambaran, rumah subsidi yang harganya Rp 133,5 juta bisa menjadi Rp 250 juta jika ditotal dengan bunga cicilan.
Alternatif lain adalah cash bertahap, harganya naik sekitar Rp 10 juta-Rp 20 juta (tergantung harga pokoknya), namun calon konsumen sudah bisa mencicilnya selama 12 bulan. Bahkan ada beberapa developer yang memberi gimmick installment hingga 36 kali (3 tahun).
4. Seimbangkan Kebutuhan dengan Keinginan
Satu hal yang paling penting dan tak boleh dilupakan adalah pikirkan lagi apakah rumah tersebut tepat untuk Anda? Pikirkan bagaimana jika Anda tinggal di sana, seperti apa lingkungannya dan bagaimana rumah tersebut menyokong kebutuhan Anda sehari-hari? Misalnya bagaimana jarak perumahan dengan lokasi kerja? Bagaimana perumahan tersebut mampu memfasilitasi Anda nantinya? Karena jika membeli rumah, tentulah untuk ditempati, apalagi jika Anda seorang pembeli rumah pertama.
0 comments:
Posting Komentar